Divisio : Spermatophyta
Subdivisio :
Angiospermae
Kelas :
Dicotyledoneae
Ordo :
Malvales
Familia :
Sterculiaceae
Genus :
Theobroma
Spesies :
Theobroma cacao L.
Pada daerah
asalnya kakao merupakan tanaman kecil di bagian bawah hutan hujan tropis di
Amerika Selatan, tumbuhnya selalu terlindung pohon besar lain. Selanjutnya
menyebarkan dengan penyebaran geografis abtara 20 LU – 20 LS, dengan batas
penyebaran yang memberikan keuntungan antara 10 LS dan 10 LU. Daerah hutan
hujan tropis merupakan daerah dengan sifat ekologi yang paling cocok untuk
tanaman kakao.
1. Morfologi
Tanaman Kakao
·
Batang dan Cabang
Tinggi tanaman
kakao jika dibudidayakan di kebun maka tinggi tanaman kakao umur 3 tahun
mencapai 1,8 – 3 meter dan pada umur 12 tahun dapat mencapai 4,5 – 7 meter. Tinggi
tanaman tersebut beragam ,dipengaruhi oleh intensitas naungan dan faktor-faktor
tumbuh yang tersedia.
Kakao bersifat
dimorfisme, artinya mempunyai dua bentuk tunas vegetatif. Tunas yang arah
pertumbuhannya ke atas disebut dengan tunas ortotrop atau tunas air (wiwilan
atau chupon), sedangkan tunas yang arah pertumbuhannya ke samping disebut
dengan plagiotrop (cabang kipas atau fan).
Tanaman kakao
asal biji, setelah mencapai tinggi 0,9 – 1,5 meter akan berhenti tumbuh dan
membentuk jorket(jorquette). Jorket adalah tempat percabangan dari pola
percabangan ortotrop ke plagiotrop dan khas hanya pada tanaman kakao.
·
Daun
Daun kakao
juga bersifat dimorfisme. Pada tunas ortotrop, tangkai daunnya panjang, yaitu
7,5-10 cm sedangkan pada tunas plagiotrop panjang tangkai daunnya hanya sekitar
2,5 cm. Tangkai daun bentuknya silinder dan bersisik halus, bergantung pada
tipenya.
·
Bunga
Tanamankakao
bersifat kauliflori. Artinya bunga tumbuh dan berkembang dari bekas ketiak daun
pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut semakin lama semakin
membesar dan menebal atau biasa disebut denganbantalan bunga (cushioll). Bunga
kakao mempunyai rumus K5C5A5+5G (5) artinya, bunga disusun oleh 5 daun kelopak
yang bebas satu sama lain, 5 daun mahkota, 10 tangkai sari yang tersusun dalam
2 lingkaran dan masing-masing terdiri dari 5 tangkai sari tetapi hanya 1
lingkaran yang fertil, dan 5 daun buah yang bersatu.
Bunga kakao
berwarna putih, ungu atau kemerahan. Warna yang kuat terdapat pada benang sari
dan daun mahkota. Warna bunga ini khas untuk setiap kultivar. Tangkai bunga
kecil tetapi panjang (1-1,5 cm). Daun mahkota panjangnya 6-8 mm, terdiri atas
dua bagian. Bagian pangkal berbentuk seperti kuku binatang (claw) dan bisanya
terdapat dua garis merah. Bagian ujungnya berupa lembaran tipis, fleksibel, dan
berwarna putih.
·
Buah dan Biji
Warna buah
kakao sangat beragam, tetapi pada dasarnya hanya ada dua macam warna. Buah yang
ketika muda berwarna hijau atau hijau agak putih jika sudah masak akan berwarna
kuning. Sementara itu, buah yang ketika muda berwarna merah, setelah masak
berwarna jingga (oranye).
Kulit buah
memiliki 10 alur dalam dan dangkal yang letaknya berselang-seling. Pada tipe
criollo dan trinitario alur kelihatan jelas. Kulit buahnya tebal tetapi lunak
dan permukaannya kasar. Sebaliknya, pada tipe forasero, permukaan kulit buah
pada umumnya halus (rata), kulitnya tipis, tetapi dan liat. Buah akan masak
setelah berumur enam bulan. Pada saat itu ukurannya beragam, dari panjang 10
hingga 30 cm, pada kultivar dan faktor-faktor lingkungan selama perkembangan
buah.
Title : Morfologi kakao
Description : Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : M...