Ibu hamil disarankan tidak
mengkonsumsi sembarang obat, meski hanya untuk demam. Konsumsi obat tanpa
mengetahui efek sampingnya dikhawatirkan akan membahayakan kesehatan ibu dan
janin.Kekhawatiran ini terbukti dalam riset yang membuktikan, konsumsi paracetamol
selama kehamilan berisiko menyebabkan anak yang dilahirkan menderita ADHD.
Padahal, parasetamol tersedia bebas dan biasa digunakan sebagai pereda rasa
sakit. Dalam riset ini peneliti
menemukan, parasetamol atau dikenal sebagai acetaminophen, dapat meningkatkan
risiko gangguan hiperaktif hingga tiga
kali lipat. Risiko ini makin tinggi bila ibu mengkonsumsi painkiller untuk
waktu yang lama saat hamil.
Meski
begitu tim peneliti menegaskan, perlu lebih banyak riset untuk meyakinkan hasil
yang diperoleh, sebelum menyebarkan hasil studi secara luas.Paracetamol
berisiko bagi ibu hamil dan janin karena dapat mengganggu keseimbangan hormon
pada rahim, akibatnya perkembangan otak tidak bisa terjadi layaknya dalam
keadaan normal. Meski masih diperlukan data dan riset lebih lanjut, NHS
menyarankan wanita hamil yang memerlukan pereda rasa nyeri, mengkonsumsi
parasetamol dalam dosis rendah dan dalam jangka waktu pendek. ADHD atau
Attention Deficit Hyperactivity Disorder, adalah kumpulan masalah tingkah laku yang
berhubungan dengan lemahnya perhatian. Masalah ini meliputi impulsif, tidak
kenal lelah, dan hiperaktif.
Dalam
riset yang telah dilakukan ini, peneliti mengumpulkan data lebih dari 64 ribu
anak dan ibu di Demark pada 1996 hingga 2002. Orangtua yang mengalami masalah
tingkah laku anak, mengisi kuisioner
yang diberikan. Sekitar setengah ibu dilaporkan menggunakan parasetamol saat
hamil. Hal ini berhubungan dengan peningkatan risiko gangguan hiperkinetik,
yang merupakan bagian dari ADHD, sebesar 37 persen. Anak dari wanita yang
menggunakan pain killer, berisiko 29 persen mengkonsumsi obat untuk mengontrol
ADHD, dan sebesar 13 persen berpeluang menderita ADHD saat berusia 7 tahun.
Risiko
ini makin besar pada anak dengan ibu yang mengkonsumsi paracetamol selama 6
bulan atau lebih, dalam jumlah yang besar. Pada riset yang dipublikasikan dalam
JAMA Pediatrics ini, risiko mengalami hiperkinetik dua kali lebih besar, dan
meningkat menjadi 50 persen untuk menerima pengobatan ADHD. Menurut peneliti dari University of
California, Los Angeles, Zeyan Liew, beberapa studi mengatakan, acetaminophen
mempengaruhi perkembangan kelamin dan hormon. Akibatnya, terjadi gangguan pada
perkembangan saraf dan disfungsi tingkah laku. “Dengan paparan dan akibat yang
kerap terjadi, hasilnya bisa dilihat pada status kesehatan masyarakat. Namum
masih diperlukan banyak riset terkait hal ini,” ujarnya.
Penggunaan painkiller selama 2 minggu
atau lebih dapat meningkatkan risiko anak laki-laki terlahir dengan kelainan
testis. Temuan ini harus disikapi berhati-hati dan seharusnya tidak mengubah
praktik yang ada.“Temuan ini menarik namun perlu riset lagi untuk menetukan
hubungan konsumsi paracetamol saat hamil dan ADHD pada anak,” kata Kate Langley
dari bagian psikologi dab perkembangan Cardiff University.Ada beberapa alasan
yang menyebabkan wanita hamil mengkonsumsi paracetamol yang akhirnya berisiko
pada ADHD.
Title : Bahaya Paracetamol Bagi Ibu Hamil
Description : Ibu hamil disarankan tidak mengkonsumsi sembarang obat, meski hanya untuk demam. Konsumsi obat tanpa mengetahui efek sampingnya dikha...