Belakangan ini
banyak pasien yang mengalami gangguan lambung menahun yang datang ke Klinik
Psikosomatik RS OMNI. Beberapa di antaranya akan saya ilustrasikan dalam kasus
di bawah ini.
Kasus 1
Pasien usia 40
tahun datang dengan keluhan nyeri, perih lambung dan kembung yang dominan
terjadi setiap hari sudah sejak setahun yang lalu. Pasien mengatakan, hal ini
membuatnya pantang berbagai jenis makanan dan lebih banyak makan hanya dengan
bubur kecap atau nasi tim. Lebih jauh ketika ditanyakan tentang pengobatan
pasien sudah berobat ke berbagai spesialis penyakit dalam terutama yang
spesialisasi saluran cerna. Endoskopi sudah dilakukan namun tidak ada masalah
berarti, H.Pylori tidak ditemukan. USG Abdomen dan pemeriksaan penunjang
laboratorium telah dilakukan dan tidak juga ditemukan hal yang bermasalah.
Pasien diberikan obat PPI (Proton pump inhibitor) yang biasanya diberikan
kepada pasien dengan gangguan seperti ini dan juga diberikan Domperidone serta
sukralfat. Hasilnya tidak banyak membantu. Pasien akhirnya disarankan oleh
salah satu dokternya ke psikiater karena dianggap mengalami psikosomatik.
Sebelum bertemu saya di klinik pasien sudah pernah sebelumnya juga ke psikiater
tetapi tidak mendapatkan perbaikan setelah diobati selama sebulan. Saat itu
obat yang diberikan berupa obat anticemas yang dicampur dengan dosis kecil
antipsikotik.
Setelah saya
lihat gejala dan tanda pada pasien, pasien lebih jauh mengatakan bahwa selain
masalah lambung juga sering disertai perasaan cemas yang berkaitan dengan
jantung berdebar. Perasaan cemas ini biasanya dipicu oleh rasa tidak nyaman di
lambung dan akhirnya menimbulkan jantung berdebar. Di luar masalah lambungnya,
pasien tidak mengalami jantung berdebar tanpa pemicu. Pengobatan kepada pasien
akhirnya dipilih untuk menstabilkan sistem saraf otonom di otak dan juga
terutama terkait dengan sistem saraf enteric yang berkaitan dengan lambung.
Pengobatan ini biasanya tidak lagi melibatkan obat-obatan untuk lambung kecuali
jika diperlukan domperidone. Biasanya penggunaan dosis kecil antidepresan yang
tepat dapat membantu kasus seperti ini. Setelah satu bulan pengobatan pasien
merasa keluhannya sudah semakin menghilang. Perih kembung sudah tidak ada lagi.
Pasien sudah bisa makan biasa tanpa harus memilih-milih.
Kasus 2
Pasien seorang
laki-laki usia 28 tahun dengan keluhan jantung berdebar-debar, sering sesak
nafas dan merasa kembung tiba-tiba seperti ingin muntah. Hal tersebut terjadi
tiba-tiba tanpa sebab atau pemicu. Pasien juga mengatakan sering merasa pusing
dan seperti bergoyang jika kejadian itu datang. Gejala ini sering berulang dan
membuat pasien sering bolak balik ke IGD karena khawatir merasa sakit jantung
yang berat. Pasien jika di IGD dikatakan baik-baik saja setelah mengalami
pemeriksaan lengkap. Beberapa dokter di IGD mengatakan hanya asam lambung saja
naik dan diberikan obat lambung sejenis PPI. Sayangnya keluhan itu tidak mereda
walau sudah makan obat yang disarankan. Kondisi ini adalah kondisi klasik untuk
suatu Gangguan Cemas Panik. Pengobatan hal ini sudah beberapa kali saya bahas
dalam tulisan-tulisan saya sebelumnya. Saya hanya ingin menekankan bahwa pada
kondisi ini pun ada masalah dengan lambung.
Lambung Punya Otak Sendiri
Dalam ilmu
kedokteran, khususnya bidang Psikosomatik Medis, dipercaya bahwa lambung
mempunyai otaknya sendiri yang sering disebut Enteric Nervous System. Sistem
saraf ini juga diatur oleh neurotransmitter yang sama seperti yang terdapat di
susunan saraf pusat di otak. Saling mempengaruhi antara lambung dan otak banyak
kita temukan pada beberapa kasus dispepsia fungsional, suatu kondisi gangguan
lambung yang tidak didasari oleh adanya kelainan organ lambung itu sendiri.
Sistem saraf enterik ini terdapat di esofgus, lambung, usus kecil dan kolon
sehingga keluhan lambung terkait dengan sistem ini bisa mengenai keempat bagian
organ lambung tersebut. Karena didasari dan mempunyai neurotransmitter yang
sama seperti di susunan saraf pusat jugalah yang membuat pengobatan kasus-kasus
dispepsia fungsional atau masalah lambung terkait dengan sistem saraf enterik
biasanya menggunakan obat-obatan yang juga bekerja di susunan saraf pusat.
Penggunaannya namun sering kali agak berbeda, tergantung diagnosis dasarnya.
Pada kasus
pertama misalnya, gejala lambung lebih mendominasi dan menjadi pemicu untuk
gejala lainnya. Sedangkan pada kasus kedua gejala lambung merupakan gejala yang
terkait dengan gejala lain pada pasien gangguan cemas panik. Jika melihat dasar
dari kondisi sepert ini maka tidak salah jika pasien yang mengalami gangguan
lambung dan sudah berobat ke dokter spesialis penyakit dalam saluran cerna
namun tidak mengalami perbaikan, dapat berkonsultasi ke psikiater yang memahami
masalah lambung ini sebagai masalah terkait dengan aktifitas sistem saraf di
tubuh.
Title : Gangguan Lambung
Description : Belakangan ini banyak pasien yang mengalami gangguan lambung menahun yang datang ke Klinik Psikosomatik RS OMNI. Beberapa di antaranya...