• About
  • Sitemap
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Contact

Boz Artikel

Sumber artikel berbagai informasi kesehatan,pertanian,perkebunan,peternakan

  • Home
  • Menu1
    • Submenu1
    • Submenu2
    • Submenu3
    • Submenu4
  • Menu2
    • Submenu1
    • Submenu2
  • Menu3
  • Menu4
  • Menu5
  • Menu6
Home » Uncategories » Pembukaan Lahan Tebu

Pembukaan Lahan Tebu


Pembukaan lahan merupakan tahapan awal untuk  mempersiapkan tanah tempat tumbuh tanaman tebu sehingga kondisi fisik dan kimia tanah sesuai dengan media perkembangan perakaran tanaman tebu. Pada prinsipnya, persiapan lahan untuk tanaman baru atau plant care dan tanaman bongkaran baru (RPC) adalah sama tetapi untuk PC kegiatan persiapan lahan tidak dapat dilaksanakan secara intensif. Hal tersebut disebabkan oleh tata letak petak kebun, topografi maupun struktur tanah pada areal yang baru  belum sempurna, sehingga kegiatan di lapang sering terganggu. Pada areal tersebut masih terdapat sisa-sisa batang/perakaran yang dapat mengganggu kinerja  mesin di lapangan. Petak dibuat dengan ukuran 200 m x 500 m (10 ha) yang dibatasi oleh jalan produksi dan jalan kebun.
Klasifikas ahan yang bisa dijadikan  lahan tebu  berupa hutan primer dan sekunder, padang rumput atau padang alang-alang, semak belukar, lahan tegalan, sawah tadah hujan dan bekas perkebunan. Teknik pembukaan lahan maupun peralatan yang digunakan menyesuaikan untuk jenis lahan. Pada dasarnya lapisan tanah bagian atas yang merupakan bagian tersubur harus dijaga agar jangan hilang tergusur atau terkikis oleh air hujan.
Kurangnya  tenaga kerja, sedangkan  waktu tanam optimal  tebu di lahan kering sangat sempit, maka untuk pengolahan tanah dengan menggunakan traktor yang lebih cepat dan efisien. Tahap pertama pengolahan tanah menggunakan bajak untuk memotong dan membalik tanah, dan kemudian dilanjutkan dengan garu untuk menggemburkan tanah. Setelah tanah selesai diolah kemudian dibuat kaliran. Untuk mendapatkan hasil olahan tanah yang baik yaitu cukup dalam dan gembur, tanah harus dalam keadaan cukup air. Berdasarkan hal ini maka saat yang tepat untuk mengolah tanah antara akhir musim hujan atau awal musim kemarau.
Tahapan kegiatan pengolahan tanah secara umum adalah sebagai berikut ;
a. Pembajakan
Pembajakan atau pengolahan tanah dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap kegiatan, yaitu ;
Ø  Pembajakan I
Bertujuan untuk membalik tanah serta memotong sisa – sisa kayu dan vegetasi awal yang masih tertinggal. Peralatan yang digunakan adalah Rome Harrow 20 disc dengan diameter 31 inci yang ditarik dengan Bulldozer 155 HP. Awal kegiatan pembajakan dimulai dari sisi petak paling kiri, kedalaman olah mencapai 25 – 30 cm dan kapasitas kerja mencapai 0,8 jam/ha sehingga untuk satu petak kebun (±10ha) dibutuhkan waktu 8 jam kerja (mesin operasi). Pembajakan dilakukan merata di seluruh areal dengan kedalaman diusahakan lebih dari 30 cm dan arah bajakan menyilang terhadap barisan tanaman tebu.
Ø  Pembajakan II
Dilaksanakan sekitar tiga minggu setelah pembajakan I dengan arah memotong tegak lurus hasil pembajakan I dan kedalaman olah minimal 25 cm. Peralatan yang digunakan adalah Disc Plow 3 – 4 disc diameter 28 inchi dan traktor 80 – 90 HP.
b. Penggaruan
Penggaruan bertujuan untuk menghancurkan bongkahan – bongkahan tanah dan meratakan permukaan tanah. Penggaruan dilaksanakan merata pada seluruh areal dengan menggunakan alat Baldan Harrow yang ditarik oleh traktor 140 HP.
Pada areal RPC, tujuan penggaruan adalah untuk menghancurkan bongkahan – bongkahan tanah hasil pembajakan, mencacah dan mematikan tunggul maupun tunas tanaman tebu. Penggaruan dilakukan pada seluruh areal bajakan dan menyilang dengan arah bajakan. Traktor yang digunakan adalah traktor 120 HP dan alat Baldan Harrow dengan kapasitas kerja 1,15 Ha/jam.
c. Pengumpulan Akar
Pengumpulan akar merupakan kegiatan pengumpulan sisa – sisa kayu yang terangkat akibat pembajakan I, II dan pembuatan alur tanam, dilaksanakan secara manual oleh tenaga kerja borongan. Akar maupun sisa – sisa kayu dikumpulkan dan ditumpuk dengan jarak 10 – 15 meter kemudian dibersihkan dari areal tersebut.
d. Pembuatan Alur Tanam
Pembuatan alur tanam merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tempat bibit tanaman tebu. Alur tanam dibuat menggunakan Wing Ridger dengan kedalaman lebih dari 30 cm dan jarak dari pusat ke pusat adalah 1,30 meter.
Pembuatan alur tanam dilaksanakan setelah pemancangan ajir. Traktor berjalan mengikuti arah ajir sehingga alur tanam dapat lurus atau melengkung mengikuti arah kontur. Arah kairan harus sedikit menyilang dengan kemiringan tanah, memudahkan drainase petak dan memudahkan pada pelaksanaan transportasi tebu. Pada daerah miring, arah kairan ditentukan sesuai dengan arah kemiringan petak (kemiringan 2%), sedangkan pada lahan dengan kemiringan lebih dari 5% dibuat teras bangku (Contour Bank). Kapasitas kerja adalah sekitar 1 ha/jam.
4. Penanaman
Pada saat penanaman tebu, kondisi tanah yang dikehendaki lembab tapi tidak terlalu basah dan cuaca cerah. Untuk saat ini tanam tebu lahan kering yang paling tepat adalah masa pancaroba yakni akhir musim kemarau sampai awal musim hujan atau sebaliknya. Menurut Tonny Kuntohartono dkk. (1976). Untuk daerah kering (tipe iklim C dan D Schimdt-Fergusson) saat tanam adalah antara pertengahan Oktober-Desember, sedang pada daerah basah (tipe iklim B) adalah awal musim kemarau.
Pada daerah dengan musim kemarau panjang (daerah kering) tebu ditanam sebagai bibit stek mata tiga dengan jumlah 8-9 mata tunas per meter juringan (15.000-20.000 stek per hektar) atau pada prinsipnya mengarah pada jumlah mata tumbuh 40.000-45.000 per hektar. Stek tebu diletakkan pada dasar juringan dengan jarak tanam 1,25-1,35 m. Pada daerah dengan musim kemarau pendek, digunakan stek 3 mata ditanam, bersentuh ujung (end to end) atau tumpang tindih (overlapped 20 percent) pada dasar juringan yang dangkal. Pada keadaan yang mendesak dan kekurangan tenaga dapat dipakai tebu lonjoran dengan 5-6 mata, dipotong menjadi dua.
Untuk menghindari penyulaman yang membutuhkan biaya besar, kebutuhan bibit yang akan ditanam adalah 11 mata tumbuh per meter juringan. Bibit ditanam dengan posisi mata disamping dan disusun secara end to end (nguntu walang). Cara penanaman ini bervariasi menurut kondisi lahan dan ketersediaan bibit, perlu diketahui, pada umumnya kebutuhan air pada lahan kering tergantung pada turunnya hujan sehingga kemungkinan tunas mati akan besar. Oleh karena itu, dengan over lapping atau double row, tunas yang hidup disebelahnya diharapkan dapat menggantikannya.
Pada prinsipnya persiapan bibit yang ditanam di areal lahan kering sama dengan yang ditanam di sawah. Namun karena kondisi yang terlalu kering kadang dipakai pula bagal mata empat. Waktu tanam tebu di lahan kering terdiri dari dua periode, yaitu :
·         Periode I
Menjelang musim kemarau (Mei – Agustus) pada daerah – daerah basah dengan 7 bulan basah dan daerah sedang yaitu 5 – 6 bulan basah, atau pada daerah yang memiliki tanah lembab. Namun dapat juga diberikan tambahan air untuk periode ini.
·         Periode II
Menjelang musim hujan (Oktober – November) pada daerah sedang dan kering yaitu 3 – 4 bulan basah.

Penanaman tebu bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :
ü  bibit yang telah diangkut menggunakan keranjang diecer pada guludan agar mudah dalam mengambilnya, kemudian bibit ditanam merata pada juringan/kairan dan ditutup dengan tanah setebal bibit itu sendiri, untuk tanaman pertama pada lahan kering biasanya cenderung anakannya sedikit berkurang dibandingkan tanah sawah (reynoso), sehingga jumlah bibit tiap juringan diusahakan lebih apabila dibandingkan dengan lahan sawah (± 80 ku), dan apabila pada saat tanam curah hujan terlalu tinggi, diusahakan tanam dengan cara glatimong up
Posted by Unknown on Sabtu, 22 Maret 2014 - Rating: 4.5
Title : Pembukaan Lahan Tebu
Description : Pembukaan lahan merupakan tahapan awal untuk   mempersiapkan tanah tempat tumbuh tanaman tebu sehingga kondisi fisik dan kimia tanah sesua...

Share to

Facebook Google+ Twitter

0 Response to "Pembukaan Lahan Tebu "

Posting Komentar

Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Arsip Blog

  • ▼  2014 (129)
    • ►  November (1)
    • ►  Mei (19)
    • ►  April (70)
    • ▼  Maret (38)
      • Pemeliharaan Itik
      • Pembibitan Itik
      • Gangguan Lambung
      • Macam-macam Uang
      • Pemeliharaan Tanaman Kakao
      • Sejarah Lubang Buaya
      • Budidaya Mahkota Dewa
      • Investasi Indeks dan Forex
      • Kriteri Lahan Karet
      • Sejarah Bung Tomo
      • Kartu ATM
      • Pembukaan Lahan Teh
      • pembibitan Teh
      • Pemeliharaan tebu
      • Perjanjian KMB
      • Budidaya cacing sutra
      • Perjanjian Roem-Roiyen
      • Perjanjian Renville
      • Perjanjian Linggarjati
      • Syarat Tumbuh Tebu
      • Persemaian Tebu
      • Penyediaan Benih Kakao
      • Bisnis Investasi
      • Pembukaan Lahan Tebu
      • LAPORAN PRAKTIKUM FIELDTRIP TANAMAN TEH
      • PENGOLAHAN KARET RAKYAT
      • BUDIDAYA TANAMAN KARET
      • PEMILIHAN INDUKAN AYAM KAMPUNG
      • MACAM-MACAM PENYAKIT TANAMAN KARET
      • AGRIBISNIS TANAMAN RIMPANG
      • PERBEDAAN USAHA TANI KELUARGA DAN PERUSAHAAN
      • BUDIDAYA CABAI HIBRIDA
      • Morfologi Tanaman Kopi
      • Makalah Morfologi Bunga
      • Prospek Agribisnis
      • Land Clearing Lahan Gambut Kelapa Sawit
      • Perbanyakan Kelapa Kopyor
      • Morfologi Kelapa Sawit
    • ►  Februari (1)
Copyright © 2012 Boz Artikel - All Rights Reserved
Design by Mas Sugeng - Blogger Templates - Powered by Blogger